Parade Bali United

Joshua Manurung
2 min readNov 10, 2020

--

Pada tanggal 23 Desember 2019, Bali United mengadakan parade untuk merayakan keberhasilan mereka keluar sebagai juara Liga 1 untuk pertama kalinya. Saya berkesempatan menonton langsung parade di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Parade ini secara lengkap ditayangkan di Vidio.

Menjelang natal tiba, saya dan keluarga besar memang kerap berkunjung ke Pulau Dewata. Ketika saya tahu akan berangkat pada tanggal 23 pagi, saya langsung menghubungi staff dari Bali United untuk menanyakan harga tiket masuk stadion di malam hari untuk mengikuti parade.

Bali United bekerja sama dengan Vidio untuk menayangkan parade juara sehingga kami mempunyai satu group Whatsapp dan dari sana-lah saya mendapat kontak salah satu staff mereka. Awalnya, staff tersebut hanya memberi tahu jika untuk masuk ke dalam stadion tidak dipungut biaya. Namun, tiba-tiba ia menawarkan tiket VIP karena tahu saya dari Jakarta. Sungguh beruntung bukan?

Tiba di Bali siang hari, saya langsung bergegas menuju Stadion Kapten I Wayan Dipta. Betapa kagetnya saya ketika melihat Waze yang ternyata memakan waktu 2 jam dari Kuta-Gianyar karena hari itu Bali sedang macet-macetnya. Ketika saya sampai di stadion, parade telah dimulai.

Saya tiba dan langsung bertemu dengan salah satu LO Bali United. Sang LO bercerita bahwa akses VIP sangat terbatas karena akan duduk bersama pacar/istri pemain serta jajaran direktur Bali United. Sementara, di sisi tribun sudah penuh dengan para Serdadu Tridatu, julukan suporter Bali United.

Melihat Stadion Kapten I Wayan Dipta secara langsung membuat saya cukup terkesima. Mereka memiliki official store merchandise sendiri seperti tim-tim luar negeri dan lapangan yang cukup megah. Saya berkesempatan untuk berbelanja di store Bali United sebelum masuk ke dalam stadion.

Bagian paling menarik dari malam itu adalah saat para pemain Bali United dipanggil satu per satu untuk naik ke atas panggung. Setelah dipanggil, para pemain muncul dengan diiringi oleh lagu yang sudah mereka tentukan sendiri sebelumnya.

Beberapa pemain asing seperti Paulo Sergio dan Melvin Platje memilih lagu dari negaranya masing-masing. Pilihan lagu-lagu pemain lokal juga tidak kalah menarik. Ada yang memilih lagu Tulus yang berjudul Manusia Kuat. Namun, momen favorit saya datang ketika MC memanggil striker kawakan Bali United, I Nyoman Sukarja.

Bangga mengawalmu hey pahlawan, bangga bisa bersamamu kawan.

Berjuang meraih kemenangan, demi sebuah kehormatan.

Ayo majulah Bali United, ayo berjuang Bali United.

Bermainlah dengan rasa bangga, demi lambang Bali di dada.

Ketika lagu tersebut diputar, seluruh penggemar Bali United menyanyikannya dengan lantang hingga berhasil membuat saya merinding. Walau bukan merupakan penyerang terbaik Bali United, pemilihan lagu dari I Nyoman Sukarja merupakan yang terbaik malam itu.

Setelah satu per satu pemain telah naik ke atas panggung, sang kapten Fadil Sausu membawa trofi Liga 1 diiringi lagu “We Are The Champions” dari Queen. Lagu yang sama ketika saya memenangi classmeeting futsal saat masih duduk di bangku SMA.

Malam parade ditutup dengan Via Vallen yang tampil membawakan lagu “Sayang” dan sukses membuat para Semeton Dewata bergoyang setelah melalui hari yang panjang. Di akhir acara, saya berkesempatan berfoto bersama salah satu idola saya, Stefano Lilipaly.

Semoga di tahun-tahun berikutnya Bali United dapat kembali menjuarai Liga 1 dan bisa membawa nama Indonesia berbicara banyak di kompetisi Asia. Adios!

--

--